Albatros Pengembara (Diomedea exulans), Penguasa Langit Samudra Selatan
Gambar tersebut menampilkan seekor albatros pengembara (Diomedea exulans) muda atau albatros royal selatan (Diomedea epomophora) di perairan biru pekat samudra. Penampakan burung pada tahap usia ini ditandai dengan tubuh putih dengan bercak-bercak hitam di punggung dan sayap, serta paruh besar berwarna merah muda pucat. Burung-burung ikonik ini adalah salah satu burung terbang terbesar di dunia dan terkenal karena rentang sayapnya yang terpanjang dari semua burung hidup, rata-rata lebih dari 3 meter, memungkinkan mereka meluncur di atas arus udara samudra dengan efisiensi energi yang luar biasa.
Deskripsi Fisik dan Adaptasi Unik
Albatros pengembara memiliki adaptasi luar biasa untuk kehidupan pelagik (di laut terbuka). Mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya terbang di atas lautan, mendarat hanya untuk berkembang biak dan mencari makan di permukaan air.
- Bulu dan Penampilan: Albatros muda, seperti yang terlihat pada gambar, memiliki bulu yang lebih gelap dan secara bertahap menjadi lebih putih seiring bertambahnya usia, terkadang membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk mencapai bulu dewasa yang didominasi warna putih. Paruh mereka yang kuat dan bengkok di ujungnya terdiri dari beberapa lempengan bertanduk yang terpisah, beradaptasi untuk merobek mangsa.
- Penerbangan Efisien: Adaptasi kunci mereka untuk penerbangan jarak jauh adalah sistem “kunci siku” di sayap mereka, yang memungkinkan mereka mengunci sayap mereka dalam posisi terentang dengan sedikit usaha otot, memanfaatkan angin untuk meluncur ribuan mil per hari.
- Indra Penciuman: Albatros memiliki indra penciuman yang tajam, yang membantu mereka menemukan sumber makanan di lautan luas, bahkan dari jarak yang sangat jauh.
Habitat dan Perilaku
Albatros pengembara tersebar luas di seluruh Samudra Selatan, mencari makan di perairan Antartika, sub-Antartika, dan subtropis. Mereka adalah burung kolonial, bersarang di pulau-pulau terpencil di Samudra Atlantik Selatan, Hindia, dan Pasifik, seperti Pulau Georgia Selatan, Pulau Macquarie, dan Kepulauan Crozet. Mereka menunjukkan filopatri yang kuat, kembali ke koloni kelahiran mereka sendiri untuk berkembang biak.
Mereka dikenal karena ikatan pasangan monogami yang berlangsung seumur hidup, meskipun perkawinan kembali terjadi jika pasangannya hilang.
Apa Makanan Mereka?
Albatros pengembara dan albatros besar lainnya adalah karnivora dan pemulung (scavenger) oportunistik. Makanan mereka sebagian besar terdiri dari invertebrata laut dan ikan.
Item makanan umum dalam diet mereka meliputi:
- Cumi-cumi (cephalopoda), sering ditangkap di permukaan air.
- Ikan, sering ditangkap dengan menyelam dangkal atau dari permukaan.
- Krustasea dan ubur-ubur.
- Bangkai penguin dan anjing laut, dan sering mengikuti kapal penangkap ikan untuk memakan sisa makanan atau umpan pancing yang dibuang.
Mereka memiliki kelenjar garam khusus di atas saluran hidung mereka yang membantu mengeluarkan kelebihan garam dari makanan laut yang mereka konsumsi.
Status Konservasi
Meskipun kehebatan mereka di udara, banyak spesies albatros, termasuk albatros pengembara, diklasifikasikan sebagai spesies “Rentan” (Vulnerable) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Ancaman utama https://www.rmstreeteranimalnutrition.com/ adalah tertangkap secara tidak sengaja dalam operasi penangkapan ikan pancing rawai (long-line fishing), di mana mereka mencoba memakan umpan dan tenggelam. Polusi plastik di laut juga merupakan ancaman signifikan, karena mereka sering menelan puing-puing plastik yang mengambang dan mengira itu makanan, yang dapat berakibat fatal.

